Kamis, 14 Oktober 2010
Jumat, 08 Oktober 2010
Suatu pagi seorg Wartawan Muda (WM)datang mewawancarai Tuhan (G).
WM: Slmt Pagi Tuhan, sekiranya Tuhan punya waktu sedikit aku ingin bicara.
G: Ooo..waktuKU adlh KEKEKALAN, tdk ada masalah ttg Waktu. Apa pertanyaanmu?
WM: Tks.. Apa yg paling mengherankan bagiMU tentang kami manusia?
G: Hahaha.. kalian itu makhluk yg aneh.
Pertama, suka mencemaskan masa Depan, sampai lupa hari ini.
Ke2, kalian hidup seolah olah tidak bakal mati.
Ke3, kalian cepat bosan sebagai anak-anak dan terburu-buru ingin dewasa. Namun stlh dewasa rindu lagi jadi anak2 : suka bertengkar, ngambek, dan ribut karena soal2 sepele.
Lalu
Ke4, kalian rela kehilangan kesehatan demi mengejar uang, ttp membayarnya kembali utk mengembalikan kesehatan itu.
Hal2 begitulah yang membuat hidup kalian susah.
WM: Lantas apa nasihat Tuhan agar kami bisa hidup BAHAGIA ?
G: sebenarnya semua nasihat sudah pernah diberikan. Inilah satu lagi keanehan kalian: Suka Melupakan nasihatKU. Baiklah KUulangi lagi ya beberapa yg terpenting:
1. kalian hrs sadar bhw mengejar rejeki adlh sebuah kesalahan. Yang seharusny kalian lakukan ialah menata diri agar kalian layak dikucuri rejeki. jadi jgn mengejar rejeki, tetapi biarlah rejeki yg mengejar kalian.
2. Ingat : “siapa” yg kalian miliki itu lbh berharga drpd “apa” yang kalian punyai. Pbanyaklah teman, kurangi musuh.
3. Jgn bodoh dgn cemburu & membandingkan yg dimiliki org lain. Melainkan Bsyukurlah dgn apa yg sdh kalian terima. Khususnya, kenalilah talenta dan potensi yg kalian miliki lalu kembangkanlah itu sebaik-baiknya, mk kalian akan menjadi manusia Unggul. Otomatis Rejeki yg akn mengejar kalian.
4. Ingat org yg disebut Kaya bukanlah dia yg berhasil mengumpulkan yg paling banyak, tetapi adalah dia yg paling “sedikit” memerlukan, shg msh sanggup memberi kpd sesamanya. Ok ?
Minggu, 05 September 2010
Muara Bungo, Agustus 2010
No. : 01/PPT-GBKP/VII/2010
Lamp : 1 (satu) Berkas
Hal : Permohonan Bantuan Dana Pembelian
Tapak Gereja
Dengan hormat,
Dengan berkat Tuhan Yesus Kristus telah terbentuk Panitia Pengadaan Tapak Gereja GBKP Muara Bungo yang akan bekerja bersama-sama dengan seluruh anggota jemaat GBKP menghimpun Dana untuk mengadakan tanah Tapak Gereja.
Untuk maksud tersebut kami Panitia Pengadaan Tapak GBKP Muara Bungo memohon kepada Bapak/Ibu agar dapat memberikan bantuan dana sesuai dengan kerelaan hati, seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 9 : 7 “ Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita”.
Bantuan Dana yang Bapak/Ibu berikan dapat diserahkan langsung kepada Bendahara Panitia atau ditransfer melalui rekening No: 110-00-0554914-9 BANK MANDIRI, Cabang Muara Bungo, atas nama : MARIANI
kami mohon agar sumbangan Bapak/ibu diinformasikan melalui SMS ke 08126647337.
Setelah ditransfer Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas bantuan yang Bapak/Ibu berikan kami ucapkan terimaksih, Tuhan Yesus memberkati.
Panitia Pengadaan Tapak Gereja
Bakal Jemaat GBKP Muara Bungo
Pt. Asmansyah Meliala, SE Pt. Jamin Kaban, SP
Ketua Sekretaris
PROPOSAL
I. Latar Belakang
Berawal dari pelaksanaan Pekan Doa pada tanggal, 24-29 Oktober 2009 dan Kebaktian Perjamuan Kudus pada tanggal, 8 Nopember 2009, warga karo di Muara Bungo sekitarnya sepakat untuk mengadakan kegiatan “Perpulungen Jabu - Jabu (PJJ)” setiap hari Jumat malam. Kegiatan PJJ ini berlangsung sampai bulan Nopember 2009, kemudian dilanjutkan dengan Pekan Penatalayanan pada bulan Pebruari 2010 dan pada tanggal, 23 Pebruari 2010 diadakan kebaktian Minggu dan sekaligus Perjamuan Kudus sebagai penutup Pekan Penatalayanan dan sejak itu telah berlangsung Kebaktian Minggu secara rutin dengan meminjam Gereja HKI di Lorong Sion Muara Bungo.
Sesuai perjanjian dengan Majelis Gereja HKI bahwa izin pemakaian Gereja tersebut akan ditinjau kembali pada bulan Maret 2011 dan sewaktu-waktu jadwal pemakaiannya akan disesuaikan dengan kebutuhan Jemaat HKI.
Pada saat ini Bakal Jemaat GBKP Muara Bungo memiliki 2 sektor PJJ dengan jumlah jemaat 35 KK dan potensi penambahan sektor PJJ berada di Kuamang Kuning dan Kota Bangko serta Sarolangun yang semuanya berada di Lintas Barat Sumatera.
Mengingat potensi yang ada baik pada saat ini maupun pada masa yang akan datang dan jangka waktu perjanjian pemakaian Gereja HKI, maka kebutuhan tempat ibadah milik sendiri sudah sangat dibutuhkan oleh sebab itu pada tahap awal dibentuklah panitia pengadaan tanah untuk pertapakan Gereja.
II. Tujuan
Panitia ini dibentuk dengan tujuan :
1. Menghimpun sejumlah dana dari semua pihak tanpa ikatan tertentu
2. Membeli sebidang tanah seluas ± 1.000 M2 di Kota Muara Bungo yang direncanakan pada bulan Nopember 2010.
III. Rencana Lokasi Tapak
Sesuai dengan Tata Ruang Kota Muara Bungo, peruntukan tempat ibadah Gereja ditetapkan di lokasi :
1. Kelurahan Pasir Putih – Lorong Sion
2. Kelurahan Sei Pinang – Lorong Gereja
IV. Anggaran Biaya
1. Harga pertapakan dilokasi tersebut : Rp. 210.000,- per Mater2 .
2. Luas Tanah yang dibutuhkan 1.000 M2
3. Total Dana yang dibutuhkan: Rp. 210.000,- X 1.000 M2 =
Rp. 210.000.000,- ( Dua ratus sepuluh juta rupiah )
V. Sumber Dana
Dana tersebut diharapkan dari sumber-sumber sebagai berikut :
1. Jemaat GBKP Muara Bungo Rp. 30.000.000,-
2. Bantuan dari seluruh Jemaat GBKP Rp. 145.000.000,-
3. Bantuan dari Donatur diluar GBKP Rp. 5.000.000,-
T o t a l : Rp. 210.000.000,-
( Dua ratus sepuluh juta rupiah )
VI. Susunan Panitia
A. Penanggungjawab :
1. BP. Runggun GBKP Jambi
2. BP. Bakal Jemaat GBKP Muara Bungo
B. Panitia Pelaksana :
Sesuai dengan Surat Keputusan Runggun GBKP Jambi No.: 42/SK-GBKP/JBI /VII/2010, ditetapkan panitia sebagai berikut:
Ketua Umum : Pt. Asmansyah S. Meliala, SE
Wakil Ketua : Pt. Ir. Selamat Natal Tarigan
Sekretaris Umum : Pt. Jamin Kaban, SP
Wakil Sekretaris : Litta Efrata Ginting
Bendahara : Pt. Mariani br Karo Sekali
C. Seksi Dana :
1. Pt. Em. DR KU Surbakti Jambi – Medan
2. Drs. Firman Ginting Muara Bungo
3. Sorna Sembiring Muara Bungo
4. Pt. Drs. Joni Sembiring, Apt Jambi
5. Ir. Darman Ginting Jambi
6. Pt. AKBP. Happy Karo-Karo , SE Jambi
7. Pt. Ngalami Surbakti, SE Jambi
8. Ir. Agus TA Sebayang Jambi
9. Dk. Budi Antomo Sembiring Muara Bungo
10. Pt. Bonenta Tarigan Simp. TKA – Muara Bungo
11. Pt. Tony Kacaribu Simp. TKA – Muara Bungo
12. Dk. Kanan Tarigan Muara Bungo
13. Dk. Merih Ginting Simp. TKA-Muara Bungo
14. Misteruli Tarigan Muara Bungo
15. Tambar Ginting Muara Bungo
16. Zainudin Gurusinga Rimbo
17. Pt. Em. Lesman Ginting Jambi
18. Pt. Drs. Benar Sembiring Jambi
19. Dk. Gelara Ginting Jambi
20. Pt. Jhon Kelvin P Sinuhaji Jambi
21. Arus Surbakti Jambi
22. Pt. Ramli Tarigan, SKM, MKes. Jambi
23. Pt. Brema Tarigan, Spt. Jambi
24. Pt. N. Prayatno Ginting, SP, MM. Jambi
25. Dk. Agus Lomara br Sembiring Jambi
26. Pt. Rasman Barus, SH Jambi
27. Pt. Ir. Dani Sembe Sembiring Jambi
28. Ir. Firman Ginting Jambi
29. Ganefo Sitepu Jambi
30. Pt. Rela Sembiring Jambi
31. Pt. Satria Pinem Jambi
32. Choky Rulo Perangin-Angin, SE Jambi
33. Pt. K. Purba Rg. KM 46 – Jambi
34. Bela Sinukaban Simpang Kiri
35. Pt. Rospita br Kaban Sungai Bahar
36. Pt. Bp. Sehta Ginting Unit IX
37. Pdt. Em. Bebas Ginting Pancoran-Jambi
38. Pt. Darwinson Sitepu Suban
VII. Komunikasi
Untuk melakukan komunikasi dengan panitia dapat dilakukan melalui E-mail : jamin_0571@yahoo.com (Sekretaris)
Atau melalui hubungan telepon dengan nomor-nomor berikut ini:
1. Ketua umum : 08127410630
2. Sekretaris : 08126647337
3. Bendahara : 081366473360
VIII. Penutup
Demikian Proposal ini kami sampaikan, dengan harapan agar Bapak/Ibu dapat membantu Jemaat GBKP Muara Bungo dalam usahanya mengadakan tempat ibadah sendiri. Doa kami, kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati pekerjaan dan usaha Bapak/Ibu.
Panitia Pengadaan Tapak Gereja
Bakal Jemaat GBKP Muara Bungo
Pt. Asmansyah Meliala, SE Pt. Jamin Kaban, SP
Ketua Sekretaris
Mengetahui,
Bakal Jemaat GBKP Muara Bungo BP. Runggun GBKP Jambi
Pt. Mariani Br Karo Sekali Pt. Drs. Joni sembiring, Apt.
Ketua Ketua
Sabtu, 04 September 2010
Foto Gunung Sinabung Meletus – Setelah beberapa hari terakhir ini Terlihat gejolak yang semakin besar, Video Gunung Sinabung yang berada di daerah Tanah Karo, Sumut meletus pada hari Minggu dinihari sekitar pukul 00.15 WIB. Luapan lahar Api mulai keluar dari kawah gunung sekitar pukul 00.15 WIB, semua warga yang berada di sekitar kaki gunung sudah dievakuasi ke arah kota Kabanjahe. Selain anggota keluarga, warga juga dilaporkan berupaya membawa sebagian barang milik mereka untuk diamankan. Sebelumnya, masyarakat sekitar Gunung Sinabung tidak menduga Gunung Sinabung Meletus karena mendapat informasi dari petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa gunung tersebut masih dalam kondisi aman, namun tiba-tiba meledak, ujar Paten Sitepu.
Berdasarkan pemberitaan Gunung Sinabung Meletus tersebut, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Karo menginstruksikan warga yang mengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing. Namun sebagian besar pengungsi tersebut tidak mengindahkan imbauan pemkab dan bertahan di lokasi evakuasi, hanya sebagian warga yang kembali ke kediaman mereka. Ia juga menyebutkan belum adanya petugas kepolisian di lokasi untuk membantu evakuasi warga. Sebelumnya Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut itu mulai menunjukkan aktivitasnya dengan mengeluarkan asap hitam pada hari Sabtu (28/08) pagi.
http://www.youtube.com/watch?v=REcNJD0LDSQ&feature=related
Berdasarkan pemberitaan Gunung Sinabung Meletus tersebut, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Karo menginstruksikan warga yang mengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing. Namun sebagian besar pengungsi tersebut tidak mengindahkan imbauan pemkab dan bertahan di lokasi evakuasi, hanya sebagian warga yang kembali ke kediaman mereka. Ia juga menyebutkan belum adanya petugas kepolisian di lokasi untuk membantu evakuasi warga. Sebelumnya Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut itu mulai menunjukkan aktivitasnya dengan mengeluarkan asap hitam pada hari Sabtu (28/08) pagi.
http://www.youtube.com/watch?v=REcNJD0LDSQ&feature=related
Kamis, 02 September 2010
Jumat, 20 Agustus 2010
Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit".
"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup". Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalirterus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru.
"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru.
"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.
"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".
Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu". Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?
Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP
Sabtu, 14 Agustus 2010
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mzm. 90:12)
Setiap orang memiliki perasaan yang berbeda-beda ketika menyongsong tahun yang baru. Orang tua akan memiliki perasaan yang berbeda dari anak muda. Anak muda akan menyongsong tahun baru dengan perasaan begitu sukacita karena usianya bertambah dan ia menjadi semakin besar. Anak-anak senang dengan tahun baru karena sering kali ada banyak hadiah dan baju baru yang akan mengiringinya. Tetapi bagi orang tua, tahun baru sering berarti semakin tipisnya waktu, semakin menurunnya kesehatan, kesempatan semakin sempit, dan hari depan makin mendekat menuju kuburan.
Perasaan seperti ini tidak harus dimiliki atau dimonopoli oleh setiap orang tua. Seharusnya perasaan ini juga ada pada anak muda yang menghargai waktu yang sisa dalam hidupnya. Hidup, kata Agustinus mengutip Yesaya, adalah titik awal Allah menentukan dan terus berjalan sampai pada akhir. Sejak saat itu, konsep waktu ini mengubah seluruh sejarah dan kebudayaan manusia untuk lebih bertanggung jawab, lebih serius, dan memiliki perasaan eksistensi diri di hadapan Allah dalam menggunakan waktu. Waktu menjadi begitu penting sebagai salah satu dari dua wadah terpenting yang Tuhan karuniakan kepada kita sebagai wadah keberadaan kita. Wadah keberadaan seluruh ciptaan adalah waktu dan ruang.
Di dalam waktu yang bersifat abstrak terdapat proses yang tidak kelihatan. Di dalam tempat, ada wilayah yang bisa diukur. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain disebut gerak. Ketika bergerak, ada waktu gerak, ada wilayah yang tidak kelihatan yang disebut waktu.
Apa itu waktu? Sulit menjelaskan waktu karena waktu begitu abstrak, tidak kelihatan, tetapi begitu riil, faktual, dan realistis. Kita berada di dalamnya. Lingkup waktu bisa mengisi berbagai kesempatan, bisa membuat sejarah, dan memiliki ingatan. Bagi Agustinus, ingatan membuat kita bisa berkait dengan kekekalan. Kekekalan bukan perpanjangan waktu, tetapi melampaui (transcend) waktu. Ketika Tuhan menciptakan manusia, Ia membubuhkan unsur kekekalan ke dalam unsur waktu yang menjadi wadah manusia sebagai ciptaan. Dengan demikian manusia menjadi satu-satunya makhluk yang bisa meninjau waktu dengan subjektivitas yang tidak terikat oleh waktu. Manusia adalah satu-satunya eksistensi yang melihat diri berada di dalam waktu sambil melihat Allah di luar waktu. Allah itu kekal adanya dan Allah menciptakan manusia menurut peta dan teladan Allah. Dengan demikian manusia juga memiliki sifat transenden yang melampaui waktu. Ini menjadikan manusia sangat bersifat paradoks.
Manusia hidup paradoks karena kekekalannya terkurung waktu. Ketika hidup bertubuh, manusia menjadi lebih kecil dari waktu dan waktu menggeser manusia membawanya ke ajal, akhir dari eksistensi materi di dalam waktu. Namun kekekalan yang berada di dalam manusia lebih besar dari waktu sehingga manusia mengeluh dan memiliki rasa tidak puas. Ini menyebabkan adanya motivasi agama yang mau melepaskan diri dari waktu dan masuk ke dalam kekekalan. Manusia mau menerobos ikatan waktu menuju ke dunia yang lain. Pergumulan, kemelut, dan kesulitan ini muncul di banyak syair dari kebudayaan-kebudayaan yang tinggi di mana manusia mau melepaskan diri dari keterbatasan dan melepaskan diri dari konflik hidup karena Tuhan menciptakan manusia dengan kekekalan yang berada di dalam waktu.
Perjuangan untuk keluar melepaskan diri dari belenggu waktu dan ruang merupakan tuntutan yang sangat dasar dan hakiki bagi setiap pribadi yang sadar bahwa dia adalah manusia. Hidup bijaksana adalah hidup yang mampu menguasai waktu yang mengikat diri; dan hidup yang bodoh adalah hidup yang membiarkan kekekalan diri diikat oleh waktu dan dikuasai oleh waktu yang akan lewat. Alkitab adalah satu-satunya yang memberikan prinsip yang mengaitkan tiga hal sebagai satu keutuhan, yaitu waktu, kebijaksanaan, dan moralitas. Orang bijaksana adalah orang yang hidup menebus waktu dalam kesucian. Baik di dalam Perjanjian Lama maupun di dalam Perjanjian Baru, ditekankan bahwa orang yang ingin mengerti kehendak Tuhan harus memiliki kebijaksanaan. Dunia ini adalah dunia yang jahat karena itu menuntut kita untuk hidup bijaksana. Orang yang bijak akan berhati-hati berkawan dengan orang lain. Orang bijak akan takut akan Tuhan dan mengasihi Tuhan. Ia akan mempergunakan waktu dengan bertanggung jawab kepada Allah yang kekal.
Di dalam filsafat Yunani Kuno ada tiga hal yang dikaitkan, tetapi ketiga unsur ini sangat dangkal jika dibandingkan dengan Alkitab. Bagi filsafat Yunani kuno, Plato dan Sokrates menekankan bahwa orang yang bijak adalah orang yang bermoral tinggi dan orang sedemikian akan hidup bahagia. kebijaksanaan sejati membawa kebajikan sejati; dan kebajikan sejati menghasilkan kebahagiaan sejati. Namun pemikiran Yunani kuno ini jika dibawa ke bawah terang Alkitab akan terlihat kehilangan dua unsur yang paling penting, yaitu waktu dan kekekalan. Pemikiran Kitab Suci jauh lebih tinggi dari semua filsafat manusia. Maka, Theologi Reformed mengharuskan kita untuk selalu kembali kepada Alkitab. Terang dunia secara natural yang berasal dari filsafat, rasio, kebudayaan, dan agama tidak cukup untuk menerangi hidup manusia, tetapi sinar cahaya wahyu Tuhan Allah yang merupakan kebenaran, hikmat, dan moralitas tertinggi akan membawa manusia menemukan apa yang disebut kebahagiaan. Kebahagiaan harus bersifat kekal karena kebahagiaan tidak terjadi hanya dalam kesementaraan, dan kesementaraan hanya dicipta sebagai wadah keberadaan manusia selama di dunia. Maka, baik konsep agama dari Immanuel Kant maupun konsep kebahagiaan dari filsafat Yunani kuno sama-sama kehilangan unsur penting yaitu kekekalan, dan akibatnya adalah kurangnya kesadaran akan perlunya bertanggung jawab di hadapan Allah.
Di masa tuanya, Kant menulis pada temannya bahwa sebenarnya ada 4 hal yang ia ingin ketahui, yaitu: 1) siapa saya, 2) apa yang dapat saya ketahui, 3) apa yang harus saya lakukan. Semua ini menelurkan buku-buku agung seperti The Critique of Pure Reason, The Critique of Practical Reason, dan The Critique of Judgement. Tetapi sebenarnya ada unsur keempat yang paling ia ingin ketahui, yaitu tentang iman, yang terungkap dalam satu buku kecilnya, Religion within the Limits of Reason Alone. Kant melihat pada agama ada dua unsur penting, yaitu sistem moral dan sistem ibadah. Sistem ibadah membawa manusia lepas dari wadah terbatas untuk menjangkau objek yang lebih tinggi dan lebih besar dari manusia. Ini membawa seluruh Jerman ke arah idealisme Jerman (Hegel). Pemikiran ini membuat Kierkegaard memberontak. Kierkegaard menerobos filsuf sebelumnya karena ia adalah yang pertama yang mengaitkan waktu dengan kekekalan. Saya menambahkan pemikiran Kant menjadi: “Agama adalah sistem moral dan ibadah yang berkaitan dengan pengharapan akan kekekalan.” Ini yang hilang dari pemikiran Kant. Empat pertanyaan Kant menjadi: 1) wadah antropologi; 2) wadah epistemologi; 3) wadah etika; dan 4) wadah agama. Tetapi karena kurang unsur kekekalan maka agama Kant hanya berada dalam sistem moral dan ibadah. Karena itu di setiap wisuda di Königsburg, semua dosen masuk dan melakukan kebaktian namun Kant selalu beralasan ke kamar mandi dan menghilang. Ia kehilangan kekekalan dalam hidupnya.
Jika dibandingkan dengan Kant, Alkitab lebih dari 3.300 tahun sebelumnya sudah mencatat tulisan Musa, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami mempunyai hati yang bijaksana” (Mzm. 90:12). Mungkin ini salah satu kalimat yang paling jelas mengaitkan waktu dan kekekalan. Mazmur ini ditulis di tengah padang gurun di mana umat Israel berada dalam pengembaraan. Mazmur ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama berbicara tentang pengertian kesementaraan, di mana hidup penuh keluh kesah; bagian kedua adalah doa yang keluar dari lubuk hati orang yang sadar akan kekekalan Allah. Ayat pertama mengatakan bahwa dari zaman ke zaman, sebelum ada langit dan bumi, sebelum gunung diciptakan, Allah adalah Tuhan. Di sini kita melihat bahwa iman menerobos batas waktu menuju ke kekekalan. Dari pengenalan akan Allah dan kekekalan, kini mau mencoba mengerti dan menghitung apa itu waktu. Di sini kita melihat pemikiran Musa sudah jauh menerobos seluruh pikiran filsafat Sokrates, Plato, maupun Aristoteles. Menghitung waktu harus dilihat dari sudut pandang kekekalan. Kekal itu tidak terbatas sementara waktu itu merupakan batasan maka kita harus meminta pertolongan Tuhan untuk mengerti waktu.
Setiap kali kita memasuki tahun yang baru seharusnya kita menyadari bahwa ada orang-orang yang tidak diperkenankan melewatinya. Ketika Tuhan mengizinkan kita memasuki tahun ini, apa sebenarnya yang Tuhan inginkan? Apa hubungan saya dengan tahun ini? Dan apa yang harus saya pertanggungjawabkan di tahun yang sementara ini kepada Tuhan Allah yang kekal? Setiap orang bijak akan mengubah kronos menjadi kairos. Setiap orang bijak akan memperalat modal yang disebut waktu untuk mendapatkan nilai yang kekal. Kronos adalah waktu biologis, waktu yang berjalan secara kontinu. Kairos adalah kesempatan. Semua kronos tidak diingat kecuali dia sudah bergabung dengan kairos. Saat penting yang Tuhan catat, itulah kairos. Ketika engkau pertama kali percaya kepada Tuhan dan mau taat pada panggilan Tuhan, saat itu Tuhan catat. Tetapi saat engkau pacaran lalu patah hati, Tuhan tidak catat, tetapi engkau yang mencatat. Apa-apa yang terkait dengan rencana Tuhan, itulah kairos. Setiap orang sama-sama memiliki waktu 24 jam sehari dan 365 hari setahun. Ada yang dapat menggunakannya sebagai modal, tetapi ada yang tidak. Modal bukan selalu uang. Kita memiliki modal keterampilan, modal kesehatan, modal intelektual, dan banyak lagi. Salah satu modal penting yang Tuhan beri adalah waktu. Setiap modal harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, berapa banyak yang sudah kita investasikan dalam kekekalan. Orang yang pandai dan berbijaksana adalah orang yang bisa menggunakan waktu yang dapat lewat - dan memang harus lewat - dan tidak kembali lagi, untuk mencapai sesuatu yang menggugurkan sejarah dan tidak bisa dihapuskan lagi. Banyak orang hanya sibuk dengan modal uangnya, untung berapa atau rugi berapa, namun itu tidak banyak dicatat oleh Tuhan di dalam sejarah. Tuhan melihat secara lain. Seberapa banyak waktu yang diberikan Tuhan telah kita boroskan untuk hal yang tidak bernilai kekekalan.
Saya sering mengingat akan Yohanes Pembaptis. Ia hidup hanya sekitar 31 tahun lebih dan menjadi martir. Ia mempunyai waktu efektif berkarya sekitar delapan bulan saja, tetapi hampir tidak ada orang yang menginvestasikan hidup lebih indah dan lebih bijaksana dari Yohanes Pembaptis. Dia sepertinya tahu bahwa kesempatannya sangat sedikit maka dalam waktu yang sedemikian singkat dia harus mengatakan, melakukan, menegur, menguraikan, membangun apa, dia tidak mengabaikan sedikit pun juga. Paul Tillich di dalam bukunya The History of Christian Thought, mengatakan “Martin Luther was a great reductionist.” Martin Luther memiliki pengetahuan dan theologi yang begitu banyak dan dalam, tetapi mampu mengungkapkannya dengan begitu sederhana. Melihat itu, saya langsung berpikir bahwa Yohanes Pembaptis adalah reduksionis terbesar dalam sejarah. Bukankah berjuta-juta orang mempelajari kitab Taurat, tetapi Yohanes Pembaptis mampu menyuarakan inti Kitab Suci dengan begitu sederhana, tegas, dan tepat. Berita Kitab Suci di dalam Perjanjian Lama yang begitu limpah diambil dan direduksi oleh Yohanes Pembaptis dengan kekentalan yang paling fokus. Banyak ahli Taurat yang merasa belajar lebih banyak, tahu lebih banyak, tetapi tidak lebih jelas mengerti ketimbang Yohanes Pembaptis. Ia mempunyai daya analitik, kristalisasi, dan reduksi yang paling cermat dan tajam dari banyak ahli di Yerusalem. Apa yang Yohanes Pembaptis katakan tentang Allah, tentang Kristus, tentang diri, dan tentang dunia begitu tepat. “Lihatlah Anak Domba Allah yang akan menghapus dosa umat manusia.” (Yoh. 1:29). Belum pernah ada ahli Kitab yang mengeluarkan kalimat seperti ini. Suatu kondensasi pengenalan theologis yang begitu dalam dan tepat. Mengutip Paul Tillich: Kedatangan Kristus adalah suatu kesimpulan bahwa semua agama dan usaha agama mencari kebenaran harus dihentikan secara total. Yohanes Pembaptis adalah orang yang hanya diberi waktu enam bulan untuk mempersiapkan Yesus, dan dalam waktu itu ia telah mempersiapkan ratusan ribu orang dan mengarahkan mereka untuk mempersiapkan kedatangan Kristus. Setelah itu ia dimasukkan ke dalam penjara dan dipenggal. Waktu hidupnya selesai, tetapi semua waktu yang ada dan telah dipakai, telah dicatat oleh Tuhan menjadi kairos dalam kekekalan. Agustinus mengatakan bahwa dengan adanya ingatan, kita harus mengakui adanya Allah dan jiwa yang bersifat kekal. Pemikiran Agustinus ini melompat jauh melampaui pemikiran Plato atau Aristoteles dalam bidang antropologi. Yang disebut ingatan berarti jiwa kita melihat ke belakang. Yang disebut harapan berarti jiwa kita melihat ke depan. Ini adalah dua arah yang tidak mungkin terjadi pada binatang. Binatang tidak pernah mencatat sejarah atau membayangkan pengharapan. Binatang tidak mengenal apa yang disebut far future (masa depan yang jauh) karena jiwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk melihat ke belakang atau ke depan secara jauh. Mereka hanya makhluk yang dimatikan di dalam kronos. Namun manusia tidak demikian, dengan ingatannya manusia bisa menelusur waktu. Dengan ingatannya manusia bisa menggeser waktu, menjadikan unsur-unsur yang kita ingat tidak dapat dihapus di dalam sejarah. Dan melalui semua itu manusia bisa membayangkan masa depan, berharap apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Inilah sifat kekekalan yang melampaui waktu. Manusia berbeda dari semua makhluk karena engkau dan saya dicipta menurut peta dan teladan Allah. Engkau dan saya adalah satu-satunya makhluk ciptaan yang bisa mengubah kronos menjadi kairos.
Kita belajar sejarah karena kita mau menerima peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi dan menjadi inspirasi yang tidak habis-habisnya bagi setiap generasi. Di dalam sejarah kita akan menemukan kegagalan atau kesuksesan yang memberi inspirasi agar kita mengetahui sebab-sebab kegagalan dan kesuksesan mereka dan menjadi rahasia kebijaksanaan bagi kita. Untuk itu kita belajar sejarah, kita perlu belajar cara mengukur waktu, cara menghitung hidup agar kita menjadi bijaksana. Kita perlu belajar dan berdoa seperti Musa, bagaimana kita bisa menghitung hari-hari kita sehingga kita memiliki hati yang bijaksana.
Ada beberapa cara menghitung waktu. Anak kecil akan selalu menghitung waktu dengan pertambahan. Ia hanya melihat bahwa waktunya sedang bertambah satu tahun lagi. Jika kita bisa menghitung hari-hari kita seperti orang tua yang semakin dekat dengan kuburan, kita akan memiliki kepekaan akan keterbatasan waktu kita, dan kita akan semakin belajar bertanggung jawab untuk setiap waktu yang Tuhan berikan. Orang tua akan menghitung waktu secara pengurangan. Seluruh tahun yang lewat sudah lewat dan tidak akan kembali lagi. Apa yang sudah kita lewatkan, kita sesali namun tidak dapat kita raih dan bayar untuk dikembalikan. Cara ketiga adalah menghitung waktu secara multiplikasi atau perkalian. Cara perkalian adalah cara bagaimana waktu yang sama dipergunakan untuk menghasilkan hasil yang berkali lipat besarnya. Kita bukan hanya memakai waktu, tetapi menjadikan waktu itu lebih efektif lagi sehingga kita bisa menghasilkan 30 kali, 60 kali, bahkan 100 kali lipat sehingga hidup kita menjadi hidup yang berkelimpahan. Sama-sama hidup, tetapi ada yang miskin sekali dan waktunya begitu banyak dibuang, sementara ada yang limpah sekali, melakukan begitu banyak hal dan menghasilkan begitu banyak hal.
Alkitab mengajar kita untuk menebus waktu kita. Orang menebus waktu karena sadar betapa berharganya waktu. Sesuatu yang tidak bernilai, tidak akan ditebus. Ini konsep Paulus. Maka, waktu itu mengandung kemungkinan-kemungkinan yang tidak kita ketahui.
Keempat, kita juga harus menghitung waktu dengan membagi. Membagi berarti hidup kita dan waktu kita dibagi (share) dengan banyak orang melalui kaderisasi. Dengan jalan kita menjadi berkat bagi banyak orang maka waktu kita telah terbagi ke banyak orang. Adalah bijaksana kalau kita bisa melatih dan mendidik orang lain. Guru yang bisa berbagi dan mengader banyak murid sehingga akhirnya mereka bisa mengerjakan lebih banyak pekerjaan daripada dirinya adalah seorang guru yang bijaksana. Betapa indahnya ketika kita melihat murid-murid kita telah melakukan pekerjaan yang jauh lebih banyak dan lebih besar dari apa yang kita telah dan dapat kerjakan. Gerakan Reformed ingin mendidik Anda semua agar kita bisa mengejar kecepatan perkembangan penduduk. Paling sedikit gereja-gereja harus mempertahankan persentasi orang Kristen di dunia. Jika tidak, kita akan tergeser. Mari kita menggunakan wadah Gerakan ini agar kita bisa memakai waktu kita menjadi kairos yang diingat oleh Tuhan di dalam Kerajaan-Nya. Syair tua, - yang lebih tua dari syair Homer, dari syair Lie Pai, atau dari Upanishads, ataupun syair dari Buddha, - adalah syair dari Musa:
“Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
(Maz. 90:1-2, 12)
Kiranya Tuhan memberkati kita sehingga kita bisa mengisi waktu dengan rencana kekal Allah, sehingga setiap kita boleh kembali kepada kehendak Allah dan menggenapkannya. Hidup bukan untuk berfoya-foya atau melakukan hal-hal yang sia-sia. Semakin sadar betapa dahsyatnya waktu yang Tuhan berikan, kita bisa semakin mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan. Segala kemuliaan bagi Tuhan. Amin.
Sabtu, 17 Juli 2010
Kamis, 15 Juli 2010
Mengapa ada orang yang “miskin”,
namun kelihatannya mudah bahagia?
Sebaliknya,
mengapa ada orang yang, walaupun telah memiliki banyak hal dalam hidupnya,
sulit untuk merasa bahagia?
Bila begitu, apa sih yang membuat rasa bahagia itu?
Sebenarnya, untuk menjadi bahagia itu mudah.
Yuk, mari kita uji apakah Anda seorang yang mudah merasa bahagia?
Lengkapilah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan kata-kata yang spontan terlintas dalam pikiran Anda.
Saya merasa bahagia, kalau …
1. __________________________
_
2. ___________________________
3. ___________________________ Sekarang, mari kita periksa jawaban Anda;
Bila jawaban Anda adalah sesuatu yang sulit dan belum Anda miliki,
maka Anda adalah seorang yang sulit merasa bahagia.
Lha, untuk menjadi bahagia saja syaratnya berat.
Contoh;
Saya merasa bahagia kalau kaya.
Saya merasa bahagia kalau punya rumah.
Saya merasa bahagia kalau jadi direktur utama.
Artinya,
kalau Anda belum kaya atau punya rumah atau jadi direktur utama,
Anda tidak merasa berbahagia?
Namun,
bila jawaban Anda adalah kejadian sehari-hari,
sesuatu yang sederhana,
sesuatu yang mudah Anda peroleh,
atau sesuatu yang telah Anda miliki,
maka Anda dapat berbahagia sepanjang waktu dalam kehidupan Anda.
Contoh;
Saya berbahagia kalau melihat anak saya tersenyum.
Saya merasa bahagia kalau melihat matahari terbit.
Saya merasa bahagia kalau berangkat kerja.
Apakah Anda akan selalu melihat buah hati Anda tersenyum? Sering?
Apakah Anda akan melihat matahari terbit besok atau lusa? Bisa?
Apakah Anda masih berangkat kerja besok? Masihkah?
Teman-teman yang baik,
Berbahagialah!
Karena bahagia itu meyenangkan.
Sederhana-lah!
Karena sederhana itu mudah.
Mulai-lah!
Untuk bahagia saja kog dengan syarat berat?
Berbahagialah!
Hari ini juga …
namun kelihatannya mudah bahagia?
Sebaliknya,
mengapa ada orang yang, walaupun telah memiliki banyak hal dalam hidupnya,
sulit untuk merasa bahagia?
Bila begitu, apa sih yang membuat rasa bahagia itu?
Sebenarnya, untuk menjadi bahagia itu mudah.
Yuk, mari kita uji apakah Anda seorang yang mudah merasa bahagia?
Lengkapilah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan kata-kata yang spontan terlintas dalam pikiran Anda.
Saya merasa bahagia, kalau …
1. __________________________
_
2. ___________________________
3. ___________________________ Sekarang, mari kita periksa jawaban Anda;
Bila jawaban Anda adalah sesuatu yang sulit dan belum Anda miliki,
maka Anda adalah seorang yang sulit merasa bahagia.
Lha, untuk menjadi bahagia saja syaratnya berat.
Contoh;
Saya merasa bahagia kalau kaya.
Saya merasa bahagia kalau punya rumah.
Saya merasa bahagia kalau jadi direktur utama.
Artinya,
kalau Anda belum kaya atau punya rumah atau jadi direktur utama,
Anda tidak merasa berbahagia?
Namun,
bila jawaban Anda adalah kejadian sehari-hari,
sesuatu yang sederhana,
sesuatu yang mudah Anda peroleh,
atau sesuatu yang telah Anda miliki,
maka Anda dapat berbahagia sepanjang waktu dalam kehidupan Anda.
Contoh;
Saya berbahagia kalau melihat anak saya tersenyum.
Saya merasa bahagia kalau melihat matahari terbit.
Saya merasa bahagia kalau berangkat kerja.
Apakah Anda akan selalu melihat buah hati Anda tersenyum? Sering?
Apakah Anda akan melihat matahari terbit besok atau lusa? Bisa?
Apakah Anda masih berangkat kerja besok? Masihkah?
Teman-teman yang baik,
Berbahagialah!
Karena bahagia itu meyenangkan.
Sederhana-lah!
Karena sederhana itu mudah.
Mulai-lah!
Untuk bahagia saja kog dengan syarat berat?
Berbahagialah!
Hari ini juga …
Jumat, 11 Juni 2010
Minggu, 23 Mei 2010
"Kebaktian Ngaloken, Pengukuhen Pertua, Penangkuhen, Peridin ras Ngawanken"
Sarapen i rumah PKPW Roy Firdaus Purba S.Th ras rombongen Runggun Jambi
Persiapen Prosesi
Sabtu, 15 Mei 2010
Sabtu, 01 Mei 2010
By: Roy Firdaus, S.Th
(Yakobus 1: 2-4)
Keberhasilan seseorang dalam menghadapi sesuatu permasalahan sangat bergantung dengan bagaimana ia memberi pe-¬nilai-an terhadap permasalahan yang sedang berada di hadapannya. Karena penilaian tersebutlah yang akhirnya memberikan keputusan final tentang bagaimana cara atau strategi yang harus diambil dalam menghadapi permasalahan tersebut. Demikian juga dengan kehidupan orang Kristen. Di dalam Matius 5:44 Tuhan berfirman “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ini adalah salah satu ciri pengajaran Tuhan Yesus yang bertujuan merubah pola pikir seseorang dalam memberikan pe-nilai-an terhadap suatu masalah. Ada pergeseran penilaian dari rasa benci terhadap musuh menjadi mengasihi. Firman ini berlaku tidak hanya untuk zona relationship secara sosial tapi juga terhadap nilai-nilai yang lain. Contohnya dalam hal penilaian akan arti pencobaan. Pencobaan seringkali mendapatkan tempat yang di-“musuhi”, bukan yang di-“kasihi” dalam kehidupan orang Kristen. Seperti di awal pembahasan ini, ternyata cara pandang atau penilaian seseorang sangat mempengaruhi dengan bagaimana ia melancarkan strategi dalam menghadapi permasalahan, atau dalam istilah Yakobus di sebut pencobaan. Strategi tersebut juga mempengaruhi apa hasil yang akan diperoleh.
Core atau inti dari semua teologi yang tengah saya bangun dalam tulisan ini sebenarnya bertitik tumpu dalam pesan yang saya sampaikan di atas, yakni bagaimana orang Kristen harus mampu merubah pola pikir, stigma, stereotipe tentang kehadiran pencobaan dalam hidupnya. Sungguh ekstrim dan terkesan paradoks ketika Yakobus menganjurkan agar kita harus “berbahagia” ketika kita jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan. Namun jika kita renungkan sungguh luar biasa hikmat yang ada di balik pesan tersebut. Pergeseran nilai dari bersedih menjadi berbahagia sejajar dengan keberhasilan yang akan ketika peroleh ketika kita juga menjalankan perintah Tuhan Yesus mengenai mengasihi musuh yang juga telah mengalami pergeseran nilai. Seseorang yang telah mengalami pergeseran penilaian dari memusuhi menjadi mengasihi tentunya sudah pasti akan memperoleh hasil yang sangat jauh berbeda dengan sikapnya sebelumnya. Demikian juga pencobaan, jika kita “mengasihi” dan tidak melihat sebagai sebuah “kutuk”, maka ia akan berubah menjadi sebuah potensi yang sangat menguntungkan bagi kita. Baik untuk penguatan, pematangan, ketekunan, hingga kesempurnaan. Adakah emas mendapatkan kemurnian tanpa melalui penyepuhan dalam api yang membara? Adakah keindahan dapat kita nikmati dalam sebuah pedang yang berkharisma tanpa pembakaran dan pembentukan melalui pukulan-pukulan yang berulang-ulang dari tangan sang maha karya? Demikian juga hidup kita di dalam tangan Sang Maha Kuasa... Amin
Senin, 12 April 2010
Muaro Bungo, Klasis Jakarta-Palembang
Sejarah PI i Muaro Bungo ( masa perintisen)
Piga-piga tahun sebelum PI ku Muaro Bungo, GBKP Runggun Jambi pernah ndahi perpulungen Merga Silima ras ncakapken kerna keadaan perpulungen e.
Emaka tindak lanjutna emekap irehken me tenaga PI arah Klasis Jakarta – Palembang. Tenaga PI enda erbahan kegiaten Pekan Doa ras Perpulungen Jabu-jabu. Kegiaten enda ibenaken mulai tanggal 24 Oktober 2009 – 06 November 2009. Kenca dung Pekan Doa emaka i bahan me Lakon Sibadia i bas wari minggu tanggal 08 November 2009 i babai Pdt. Sony Pertus Sembiring, S.Th. Kenca dung Lakon Sibadia, maka segenap rombongen Jambi nari ras perpulungen si i Muaro Bungo ercakap-cakap kerna uga kelanjuten perpulungen i Muaro Bungo. Emaka secara aklamasi i pilih me pengurus perpulungen telu kalak, emekap:
1. Ketua : Nd. Sari br. Karo Sekali
2. Sekretaris : Bp. Deby Sinukaban
3. Bendahara : Bp. Friska Sembiring
Kenca pemilihen enda emaka ibahan me rapat i rumah Bp. Setiawan Ginting (i Muaro Bungo i gelari Ginting Jeruk). Isi rapat enda ncakapken kerna rencana ku depan perpulungen enda. Perpulungen mindoken segelahna i tamaken sada tenaga PKPW (Roy Firdaus Purba, S.Th) i Muaro Bungo. Keputusen berikutna emekap penetapen wari Natal si iputusken i laksanaken tanggal 21 Desember 2009 Emaka tanggal 29 November PKPW seh ku kota Muaro Bungo. Erkiteken kerehen enda i akhir bulan November, maka sue arih ras Runggun Jambi, tugas si utama i lakoken PKPW (Roy Firdaus Purba, S.Th) eme kap fokus kerna persiapen Natal. I sepakati maka perminggun lenga lebe i laksanaken. Sura-sura kerna perminggun i arapken terlaksana minggu peduaken bulan Januari 2010. sura-sura enda kepeken lenga banci i laksanaken erkiteken mbue denga ngawan perpulungen si lenga mulih i kuta nari, terkhusus piga-piga pengurus inti.
Data Geografis, Sosial dan Statistik Perpulungen
Nama Perpulungen : GBKP Perpulungen Muaro Bungo Runggun Jambi
Alamat Runggun : -
Klasis : Jakarta-Palembang
Telepon Runggun : -
E-mail Runggun : -
Data Anggota Perpulungen
Lenga i buat data base secara terperinci erkiteken lenga i mulai perminggun. Tapi hasil PRT si i laksanaken, jumlah KK si terdata i kota Muaro Bungo sekitar 15 KK. Tapi menurut laporen Ketua Merga Silima BP. Sari Ginting, jumlah kalak Karo sitersebar i Kabupaten Muaro Bungo sekitar 300 KK. Alasen engkai lenga terlaksana perminggun erkiteken kondisi jemaat Karo si enggo sempat mengakar i gereja-gereja setempat selama berpuluh-puluh tahun, ras kendala-kendala sideban masalah penyesuaian waktu. Tapi kenca i bahan piga-piga pertemun kerna masalah enda, enggo i temuken titik terang segelahna i mulai perminggun mulai tanggal 21 Februari 2010. Keputusen enda enggo i respon positif arah Runggun nari janah enggo i sepakati. Perpulungen i benaken alu pekan-pekan si i benaken tanggal 14 Februari 2010, janah i lakoken Lakon Sibadia tanggal 21 Februari sekaligus perminggun perdana.
Letak Geografis dan Kondisi Sosial
A. Letak geografis
Kabupaten Bungo secara spesifik memiliki letak geografis yang sangat strategis, yaitu berada pada jalan lintas Sumatera yang terletak antara 1° 08 – 1° 55 Lintang Selatan dan antara 101° 27’ – 102° 23’ Bujur Timur, maka sangat wajar jika Kabupaten Bungo dijuluki sebagai Kota Lintas dengan Semboyan Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun.
Topografi Kabupaten Bungo secara umum berada pada ketinggian antara 70-1300 meter dari permukaan laut, dengan rincian sebagai berikut :
1. < 99 meter = 39,72 %
2. 100 s/d 499 meter = 47,98 %
3. 500 s/d 999 meter = 7, 04 %
4. > 1000 meter = 5, 26 %
Secara administrasi Pemerintahan Kabupaten Bungo berbatasan dengan beberapa Kabupaten yang dapat mendukung perkembangan dan kemajuannya, baik dibidang perdagangan, industri, transportasi, pertanian, pertambangan maupun pariwisata, adapun Kabupaten Bungo berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dhamasraya (Propinsi Sumatera Barat).
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tebo.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya (Propinsi Sumatera Barat) dan Kabupaten Kerinci
Luas wilayah administratif Kabupaten Bungo adalah 716.000 Ha (+ 7.160 km) yang terdiri dari :
1. Kecamatan Muara Bungo, memiliki 5 (lima) Kelurahan;
2. Kecamatan Bathin II Babeko, memiliki 4 (empat) Desa;
3. Kecamatan Pelepat, memiliki 13 (tiga belas) Desa;
4. Kecamatan Pelepat Ilir, memiliki 16 (enam belas) Desa;
5. Kecamatan Rantau Pandan, memiliki 6 (enam) Desa;
6. Kecamatan Tanah Tumbuh, memiliki 10 (sepuluh) Desa dan 1 (satu) Kelurahan;
7. Kecamatan Tanah Sepenggal, memiliki 9 (sembilan) Desa;
8. Kecamatan Jujuhan, memiliki 8 (delapan) Desa;
9. Kecamatan Muko-Muko Bathin VII, memiliki 8 (delapan) Desa;
10. Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, memiliki 14 (empat belas) Desa;
11. Kecamatan Bathin III, memiliki 5 (lima) Desa dan 3 (tiga) Kelurahan;
12. Kecamatan Bungo Dani, memiliki 2 (Dua) Desa dan 2 (dua) Kelurahan;
13. Kecamatan Rimbo Tengah, memiliki 2 (dua) Desa dan 2 (dua) Kelurahan;
14. Kecamatan Bathin III Ulu, memiliki dari 9 (sembilan) Desa;
15. Kecamatan Bathin II Pelayang, yang terdiri dari 4 (empat) Desa;
16. Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, memiliki dari 9 (sembilan) Desa;
17. Kecamatan Jujuhan Ilir, memiliki 5 (lima) Kelurahan / Desa;
Kebaktian
c. Bahasa pengantar kebaktian bahasa Karo saja
- Kebaktian Minggu pernah dilaksanakan meskipun belum menjadi kegiatan rutin, namun telah direncanakan dan akan di mulai tanggal 21 Februari 2010.
Denominasi Gereja
GPdI (Gereja Pentakosta di Indonesia)
GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia)
GSJA (Gereja Sidang Jemaat Allah)
GISI (Gereja Injili Seutuh Internasional)
HKI (Huria Kristen Indonesia)
HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)
GBI (Gereja Bethel Indonesia)
GKPA (Gereja Kristen Protestan Angkola)
Roma Katolik (RK)
Analisa SWOT
Kekuatan
Kabupaten Muaro Bungo merupakan kota yang sedang berkembang dengan pesat. Potensi alam yang mendukung perkembangan ini antara lain adalah adanya pertambangan batu bara, perkebunan sawit, perkebunan karet, perhotelan, dan proyek pembangunan Bandara Internasional seluas 360 Ha yang direncanakan terealisasi selesai tahun 2012.
Kekuatan lain adalah potensi jemaat yang rata-rata memiliki latar belakang pendidikan sarjana. Pola pikir yang cukup terdidik dan mandiri membuat perencanaan yang bersifat gerejawi diterima dengan baik dengan sikap yang optimis. Selain itu dukungan dari Runggun Jambi menjadi suatu potensi yang cukup kuat untuk mensupport kemajuan gereja di Muaro Bungo. Yang terpenting adalah bagaimana komitmen yang kuat dari jemaat setempat untuk berjuang mendirikan dan memajukan GBKP ini. Masalah-masalah seputar dana dianggap belum menjadi tantangan yang berarti, karena jemaat rata-rata memiliki taraf ekonomi yang cukup baik. Sikap solidaritas dalam suku Karo juga menjadi suatu kekuatan. Meskipun tidak semua orang Karo bukan berlatar belakang GBKP, namun sikap tolong-menolong sangat bisa dirasakan dari mereka. Untuk pemilihan tempat rencana pembangunan gereja di kemudian hari juga tidak begitu sulit. Masih banyak opsi tempat yang daerahnya terjangkau dan dekat dengan kota.
Kelemahan
Kelemahan – kelemahan yang sementara terlihat antara lain:
Etnis Karo yang ada di daerah Kabupaten Muaro Bungo terserak di beberapa daerah yang berjauhan
Tempat beribadah masih mengandalkan gereja yang saat ini masih vakum dan dengan daya tampung sekitar kurang lebih 50 orang.
Tantangan
Begitu juga dengan tantangan yang ada antara lain:
Jemaat yang telah mengakar di gereja-gereja setempat selama berpuluh-puluh tahun
Keterikatan dengan gereja-gereja setempat secara organisatoris
Jemaat yang berpindah-pindah karena mutasi kerja
Masih sulitnya mendapatkan ijin membangun rumah Ibadah
Peluang
Adapun peluang yang terlihat adalah:
1. Terwadahinya aspirasi gerejawi kepada pemerintah dalam suatu wadah Badan Kerjasama Antar Gereja (BKSAG)
2. Masih banyaknya lokasi pembangunan gereja yang memungkinan untuk dibangunnya gereja di masa mendatang
3. Adanya jemaat yang mempunyai posisi tawar dalam instansi pemerintahan yang memungkinkan pelancaran pengurusan ijin bangunan tempat ibadah
4. Sifat jemaat yang terbuka dan antusias
5. Kesadaran bergereja yang tinggi
6. Jiwa tolong-menolong yang tinggi dalam masyarakat
Program Kerja Berdasarkan analisa SWOT di atas, maka saya merencanakan program kerja selama 3 bulan ke depan adalah sbb:
1. Mengadakan kebaktian minggu dan Perpulungen Jabu-jabu
2. Melakukan PRT terhadap jemaat agar mengokohkan keyakinan agar tetap eksis dan loyal terhadap GBKP
3. Melaksanakan diakonia Karikatif dan Transformative kepada jemaat
4. Melaksanakan pelayanan kepada PERMATA melalui PA PERMATA walaupun hanya beberapa orang saja.
5. Mengupayakan berdirinya bangunan GBKP di lokasi yang strategis, agar tidak bergantung selamanya di gereja setempat
Sejarah PI i Muaro Bungo ( masa perintisen)
Piga-piga tahun sebelum PI ku Muaro Bungo, GBKP Runggun Jambi pernah ndahi perpulungen Merga Silima ras ncakapken kerna keadaan perpulungen e.
Emaka tindak lanjutna emekap irehken me tenaga PI arah Klasis Jakarta – Palembang. Tenaga PI enda erbahan kegiaten Pekan Doa ras Perpulungen Jabu-jabu. Kegiaten enda ibenaken mulai tanggal 24 Oktober 2009 – 06 November 2009. Kenca dung Pekan Doa emaka i bahan me Lakon Sibadia i bas wari minggu tanggal 08 November 2009 i babai Pdt. Sony Pertus Sembiring, S.Th. Kenca dung Lakon Sibadia, maka segenap rombongen Jambi nari ras perpulungen si i Muaro Bungo ercakap-cakap kerna uga kelanjuten perpulungen i Muaro Bungo. Emaka secara aklamasi i pilih me pengurus perpulungen telu kalak, emekap:
1. Ketua : Nd. Sari br. Karo Sekali
2. Sekretaris : Bp. Deby Sinukaban
3. Bendahara : Bp. Friska Sembiring
Kenca pemilihen enda emaka ibahan me rapat i rumah Bp. Setiawan Ginting (i Muaro Bungo i gelari Ginting Jeruk). Isi rapat enda ncakapken kerna rencana ku depan perpulungen enda. Perpulungen mindoken segelahna i tamaken sada tenaga PKPW (Roy Firdaus Purba, S.Th) i Muaro Bungo. Keputusen berikutna emekap penetapen wari Natal si iputusken i laksanaken tanggal 21 Desember 2009 Emaka tanggal 29 November PKPW seh ku kota Muaro Bungo. Erkiteken kerehen enda i akhir bulan November, maka sue arih ras Runggun Jambi, tugas si utama i lakoken PKPW (Roy Firdaus Purba, S.Th) eme kap fokus kerna persiapen Natal. I sepakati maka perminggun lenga lebe i laksanaken. Sura-sura kerna perminggun i arapken terlaksana minggu peduaken bulan Januari 2010. sura-sura enda kepeken lenga banci i laksanaken erkiteken mbue denga ngawan perpulungen si lenga mulih i kuta nari, terkhusus piga-piga pengurus inti.
Data Geografis, Sosial dan Statistik Perpulungen
Nama Perpulungen : GBKP Perpulungen Muaro Bungo Runggun Jambi
Alamat Runggun : -
Klasis : Jakarta-Palembang
Telepon Runggun : -
E-mail Runggun : -
Data Anggota Perpulungen
Lenga i buat data base secara terperinci erkiteken lenga i mulai perminggun. Tapi hasil PRT si i laksanaken, jumlah KK si terdata i kota Muaro Bungo sekitar 15 KK. Tapi menurut laporen Ketua Merga Silima BP. Sari Ginting, jumlah kalak Karo sitersebar i Kabupaten Muaro Bungo sekitar 300 KK. Alasen engkai lenga terlaksana perminggun erkiteken kondisi jemaat Karo si enggo sempat mengakar i gereja-gereja setempat selama berpuluh-puluh tahun, ras kendala-kendala sideban masalah penyesuaian waktu. Tapi kenca i bahan piga-piga pertemun kerna masalah enda, enggo i temuken titik terang segelahna i mulai perminggun mulai tanggal 21 Februari 2010. Keputusen enda enggo i respon positif arah Runggun nari janah enggo i sepakati. Perpulungen i benaken alu pekan-pekan si i benaken tanggal 14 Februari 2010, janah i lakoken Lakon Sibadia tanggal 21 Februari sekaligus perminggun perdana.
Letak Geografis dan Kondisi Sosial
A. Letak geografis
Kabupaten Bungo secara spesifik memiliki letak geografis yang sangat strategis, yaitu berada pada jalan lintas Sumatera yang terletak antara 1° 08 – 1° 55 Lintang Selatan dan antara 101° 27’ – 102° 23’ Bujur Timur, maka sangat wajar jika Kabupaten Bungo dijuluki sebagai Kota Lintas dengan Semboyan Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun.
Topografi Kabupaten Bungo secara umum berada pada ketinggian antara 70-1300 meter dari permukaan laut, dengan rincian sebagai berikut :
1. < 99 meter = 39,72 %
2. 100 s/d 499 meter = 47,98 %
3. 500 s/d 999 meter = 7, 04 %
4. > 1000 meter = 5, 26 %
Secara administrasi Pemerintahan Kabupaten Bungo berbatasan dengan beberapa Kabupaten yang dapat mendukung perkembangan dan kemajuannya, baik dibidang perdagangan, industri, transportasi, pertanian, pertambangan maupun pariwisata, adapun Kabupaten Bungo berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dhamasraya (Propinsi Sumatera Barat).
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tebo.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya (Propinsi Sumatera Barat) dan Kabupaten Kerinci
Luas wilayah administratif Kabupaten Bungo adalah 716.000 Ha (+ 7.160 km) yang terdiri dari :
1. Kecamatan Muara Bungo, memiliki 5 (lima) Kelurahan;
2. Kecamatan Bathin II Babeko, memiliki 4 (empat) Desa;
3. Kecamatan Pelepat, memiliki 13 (tiga belas) Desa;
4. Kecamatan Pelepat Ilir, memiliki 16 (enam belas) Desa;
5. Kecamatan Rantau Pandan, memiliki 6 (enam) Desa;
6. Kecamatan Tanah Tumbuh, memiliki 10 (sepuluh) Desa dan 1 (satu) Kelurahan;
7. Kecamatan Tanah Sepenggal, memiliki 9 (sembilan) Desa;
8. Kecamatan Jujuhan, memiliki 8 (delapan) Desa;
9. Kecamatan Muko-Muko Bathin VII, memiliki 8 (delapan) Desa;
10. Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, memiliki 14 (empat belas) Desa;
11. Kecamatan Bathin III, memiliki 5 (lima) Desa dan 3 (tiga) Kelurahan;
12. Kecamatan Bungo Dani, memiliki 2 (Dua) Desa dan 2 (dua) Kelurahan;
13. Kecamatan Rimbo Tengah, memiliki 2 (dua) Desa dan 2 (dua) Kelurahan;
14. Kecamatan Bathin III Ulu, memiliki dari 9 (sembilan) Desa;
15. Kecamatan Bathin II Pelayang, yang terdiri dari 4 (empat) Desa;
16. Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, memiliki dari 9 (sembilan) Desa;
17. Kecamatan Jujuhan Ilir, memiliki 5 (lima) Kelurahan / Desa;
Kebaktian
c. Bahasa pengantar kebaktian bahasa Karo saja
- Kebaktian Minggu pernah dilaksanakan meskipun belum menjadi kegiatan rutin, namun telah direncanakan dan akan di mulai tanggal 21 Februari 2010.
Denominasi Gereja
GPdI (Gereja Pentakosta di Indonesia)
GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia)
GSJA (Gereja Sidang Jemaat Allah)
GISI (Gereja Injili Seutuh Internasional)
HKI (Huria Kristen Indonesia)
HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)
GBI (Gereja Bethel Indonesia)
GKPA (Gereja Kristen Protestan Angkola)
Roma Katolik (RK)
Analisa SWOT
Kekuatan
Kabupaten Muaro Bungo merupakan kota yang sedang berkembang dengan pesat. Potensi alam yang mendukung perkembangan ini antara lain adalah adanya pertambangan batu bara, perkebunan sawit, perkebunan karet, perhotelan, dan proyek pembangunan Bandara Internasional seluas 360 Ha yang direncanakan terealisasi selesai tahun 2012.
Kekuatan lain adalah potensi jemaat yang rata-rata memiliki latar belakang pendidikan sarjana. Pola pikir yang cukup terdidik dan mandiri membuat perencanaan yang bersifat gerejawi diterima dengan baik dengan sikap yang optimis. Selain itu dukungan dari Runggun Jambi menjadi suatu potensi yang cukup kuat untuk mensupport kemajuan gereja di Muaro Bungo. Yang terpenting adalah bagaimana komitmen yang kuat dari jemaat setempat untuk berjuang mendirikan dan memajukan GBKP ini. Masalah-masalah seputar dana dianggap belum menjadi tantangan yang berarti, karena jemaat rata-rata memiliki taraf ekonomi yang cukup baik. Sikap solidaritas dalam suku Karo juga menjadi suatu kekuatan. Meskipun tidak semua orang Karo bukan berlatar belakang GBKP, namun sikap tolong-menolong sangat bisa dirasakan dari mereka. Untuk pemilihan tempat rencana pembangunan gereja di kemudian hari juga tidak begitu sulit. Masih banyak opsi tempat yang daerahnya terjangkau dan dekat dengan kota.
Kelemahan
Kelemahan – kelemahan yang sementara terlihat antara lain:
Etnis Karo yang ada di daerah Kabupaten Muaro Bungo terserak di beberapa daerah yang berjauhan
Tempat beribadah masih mengandalkan gereja yang saat ini masih vakum dan dengan daya tampung sekitar kurang lebih 50 orang.
Tantangan
Begitu juga dengan tantangan yang ada antara lain:
Jemaat yang telah mengakar di gereja-gereja setempat selama berpuluh-puluh tahun
Keterikatan dengan gereja-gereja setempat secara organisatoris
Jemaat yang berpindah-pindah karena mutasi kerja
Masih sulitnya mendapatkan ijin membangun rumah Ibadah
Peluang
Adapun peluang yang terlihat adalah:
1. Terwadahinya aspirasi gerejawi kepada pemerintah dalam suatu wadah Badan Kerjasama Antar Gereja (BKSAG)
2. Masih banyaknya lokasi pembangunan gereja yang memungkinan untuk dibangunnya gereja di masa mendatang
3. Adanya jemaat yang mempunyai posisi tawar dalam instansi pemerintahan yang memungkinkan pelancaran pengurusan ijin bangunan tempat ibadah
4. Sifat jemaat yang terbuka dan antusias
5. Kesadaran bergereja yang tinggi
6. Jiwa tolong-menolong yang tinggi dalam masyarakat
Program Kerja Berdasarkan analisa SWOT di atas, maka saya merencanakan program kerja selama 3 bulan ke depan adalah sbb:
1. Mengadakan kebaktian minggu dan Perpulungen Jabu-jabu
2. Melakukan PRT terhadap jemaat agar mengokohkan keyakinan agar tetap eksis dan loyal terhadap GBKP
3. Melaksanakan diakonia Karikatif dan Transformative kepada jemaat
4. Melaksanakan pelayanan kepada PERMATA melalui PA PERMATA walaupun hanya beberapa orang saja.
5. Mengupayakan berdirinya bangunan GBKP di lokasi yang strategis, agar tidak bergantung selamanya di gereja setempat
Langganan:
Postingan (Atom)