Senin, 12 April 2010

Muaro Bungo, Klasis Jakarta-Palembang



 Sejarah PI i Muaro Bungo ( masa perintisen)
    Piga-piga tahun sebelum PI ku Muaro Bungo, GBKP Runggun Jambi pernah ndahi perpulungen Merga Silima ras ncakapken kerna keadaan perpulungen e.
    Emaka tindak lanjutna emekap irehken me tenaga PI arah Klasis Jakarta – Palembang. Tenaga PI enda erbahan kegiaten Pekan Doa ras Perpulungen Jabu-jabu. Kegiaten enda ibenaken mulai tanggal 24 Oktober 2009 – 06 November 2009. Kenca dung Pekan Doa emaka i bahan me Lakon Sibadia i bas wari minggu tanggal 08 November 2009 i babai Pdt. Sony Pertus Sembiring, S.Th. Kenca dung Lakon Sibadia, maka segenap rombongen Jambi nari ras perpulungen si i Muaro Bungo ercakap-cakap kerna uga kelanjuten perpulungen i Muaro Bungo. Emaka secara aklamasi i pilih me pengurus perpulungen telu kalak, emekap:
    1. Ketua              : Nd. Sari br. Karo Sekali
    2. Sekretaris        : Bp. Deby Sinukaban
    3. Bendahara        : Bp. Friska Sembiring

    Kenca pemilihen enda emaka ibahan me rapat i rumah Bp. Setiawan Ginting (i Muaro Bungo i gelari Ginting Jeruk). Isi rapat enda ncakapken kerna rencana ku depan perpulungen enda. Perpulungen mindoken segelahna i tamaken sada tenaga PKPW (Roy Firdaus Purba, S.Th) i Muaro Bungo. Keputusen berikutna emekap penetapen wari Natal si iputusken i laksanaken tanggal 21 Desember 2009  Emaka tanggal 29 November PKPW seh ku kota Muaro Bungo.  Erkiteken kerehen enda i akhir bulan November, maka sue arih ras Runggun Jambi, tugas si utama i lakoken PKPW (Roy Firdaus Purba, S.Th) eme kap fokus kerna persiapen Natal. I sepakati maka perminggun lenga lebe i laksanaken. Sura-sura kerna perminggun i arapken terlaksana minggu peduaken bulan Januari 2010. sura-sura enda kepeken lenga banci i laksanaken erkiteken mbue denga ngawan perpulungen si lenga mulih i kuta nari, terkhusus piga-piga pengurus inti. 

Data Geografis, Sosial dan Statistik Perpulungen

Nama Perpulungen    : GBKP Perpulungen Muaro Bungo Runggun Jambi
Alamat Runggun    : -
Klasis             : Jakarta-Palembang
Telepon Runggun    : -
E-mail Runggun        : -

Data Anggota Perpulungen
    Lenga i buat data base secara terperinci erkiteken lenga i mulai perminggun. Tapi hasil PRT si i laksanaken, jumlah KK si terdata i kota Muaro Bungo sekitar 15 KK. Tapi menurut laporen Ketua Merga Silima BP. Sari Ginting, jumlah kalak Karo sitersebar i Kabupaten Muaro Bungo sekitar 300 KK. Alasen engkai lenga terlaksana perminggun erkiteken kondisi jemaat Karo si enggo sempat mengakar i gereja-gereja setempat selama berpuluh-puluh tahun, ras kendala-kendala sideban masalah penyesuaian waktu. Tapi kenca i bahan piga-piga pertemun kerna masalah enda, enggo i temuken titik terang segelahna i mulai perminggun mulai tanggal 21 Februari 2010. Keputusen enda enggo i respon positif arah Runggun nari janah enggo i sepakati. Perpulungen i benaken alu pekan-pekan si i benaken tanggal 14 Februari 2010, janah i lakoken Lakon Sibadia tanggal 21 Februari sekaligus perminggun perdana.

Letak Geografis dan Kondisi Sosial
A. Letak geografis
Kabupaten Bungo secara spesifik memiliki letak geografis yang sangat strategis, yaitu berada pada jalan lintas Sumatera yang terletak antara 1° 08 – 1° 55 Lintang Selatan dan antara 101° 27’ – 102° 23’ Bujur Timur, maka sangat wajar jika Kabupaten Bungo dijuluki sebagai Kota Lintas dengan Semboyan Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun.
Topografi Kabupaten Bungo secara umum berada pada ketinggian antara 70-1300 meter dari permukaan laut, dengan rincian sebagai berikut :
1.    < 99 meter = 39,72 %
2.    100 s/d 499 meter = 47,98 %
3.    500 s/d 999 meter = 7, 04 %
4.    > 1000 meter = 5, 26 %
Secara administrasi Pemerintahan Kabupaten Bungo berbatasan dengan beberapa Kabupaten yang dapat mendukung perkembangan dan kemajuannya, baik dibidang perdagangan, industri, transportasi, pertanian, pertambangan maupun pariwisata, adapun Kabupaten Bungo berbatasan dengan :
1.    Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dhamasraya (Propinsi Sumatera Barat).
2.    Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin.
3.    Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tebo.
4.    Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya (Propinsi Sumatera Barat) dan Kabupaten Kerinci
Luas wilayah administratif Kabupaten Bungo adalah 716.000 Ha (+ 7.160 km) yang terdiri dari :
1.    Kecamatan Muara Bungo, memiliki 5 (lima) Kelurahan;
2.    Kecamatan Bathin II Babeko, memiliki 4 (empat) Desa;
3.    Kecamatan Pelepat, memiliki 13 (tiga belas) Desa;
4.    Kecamatan Pelepat Ilir, memiliki 16 (enam belas) Desa;
5.    Kecamatan Rantau Pandan, memiliki 6 (enam) Desa;
6.    Kecamatan Tanah Tumbuh, memiliki 10 (sepuluh) Desa dan 1 (satu) Kelurahan;
7.    Kecamatan Tanah Sepenggal, memiliki 9 (sembilan) Desa;
8.    Kecamatan Jujuhan, memiliki 8 (delapan) Desa;
9.    Kecamatan Muko-Muko Bathin VII, memiliki 8 (delapan) Desa;
10.    Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, memiliki 14 (empat belas) Desa;
11.    Kecamatan Bathin III, memiliki 5 (lima) Desa dan 3 (tiga) Kelurahan;
12.    Kecamatan Bungo Dani, memiliki 2 (Dua) Desa dan 2 (dua) Kelurahan;
13.    Kecamatan Rimbo Tengah, memiliki 2 (dua) Desa dan 2 (dua) Kelurahan;
14.    Kecamatan Bathin III Ulu, memiliki dari 9 (sembilan) Desa;
15.    Kecamatan Bathin II Pelayang, yang terdiri dari 4 (empat) Desa;
16.    Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, memiliki dari 9 (sembilan) Desa;
17.    Kecamatan Jujuhan Ilir, memiliki 5 (lima) Kelurahan / Desa;



Kebaktian
c.    Bahasa pengantar kebaktian bahasa Karo saja
- Kebaktian Minggu pernah dilaksanakan meskipun belum menjadi kegiatan rutin, namun telah direncanakan dan akan di mulai tanggal 21 Februari 2010.                           
Denominasi Gereja
GPdI (Gereja Pentakosta di Indonesia)
GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia)
GSJA (Gereja Sidang Jemaat Allah)
GISI (Gereja Injili Seutuh Internasional)
HKI (Huria Kristen Indonesia)
HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)
GBI (Gereja Bethel Indonesia)
GKPA (Gereja Kristen Protestan Angkola)
Roma Katolik (RK)

Analisa SWOT
 Kekuatan
     Kabupaten Muaro Bungo merupakan kota yang sedang berkembang dengan pesat. Potensi alam yang mendukung perkembangan ini antara lain adalah adanya pertambangan batu bara, perkebunan sawit, perkebunan karet, perhotelan, dan proyek pembangunan Bandara Internasional seluas 360 Ha yang direncanakan terealisasi selesai tahun 2012.
    Kekuatan lain adalah potensi jemaat yang rata-rata memiliki latar belakang pendidikan sarjana. Pola pikir yang cukup terdidik dan mandiri membuat perencanaan yang bersifat gerejawi diterima dengan baik dengan sikap yang optimis. Selain itu dukungan dari Runggun Jambi menjadi suatu potensi yang cukup kuat untuk mensupport kemajuan gereja di Muaro Bungo. Yang terpenting adalah bagaimana komitmen yang kuat dari jemaat setempat untuk berjuang mendirikan dan memajukan GBKP ini. Masalah-masalah seputar dana dianggap belum menjadi tantangan yang berarti, karena jemaat rata-rata memiliki taraf ekonomi yang cukup baik. Sikap solidaritas dalam suku Karo juga menjadi suatu kekuatan. Meskipun tidak semua orang Karo bukan berlatar belakang GBKP, namun sikap tolong-menolong sangat bisa dirasakan dari mereka. Untuk pemilihan tempat rencana pembangunan gereja di kemudian hari juga tidak begitu sulit. Masih banyak opsi tempat yang daerahnya terjangkau dan dekat dengan kota.

 Kelemahan
    Kelemahan – kelemahan yang sementara terlihat antara lain:
Etnis Karo yang ada di daerah Kabupaten Muaro Bungo terserak di beberapa daerah yang berjauhan
Tempat beribadah masih mengandalkan gereja yang saat ini masih vakum dan dengan daya tampung sekitar kurang lebih 50 orang.

Tantangan
    Begitu juga dengan tantangan yang ada antara lain:
Jemaat yang telah mengakar di gereja-gereja setempat selama berpuluh-puluh tahun
Keterikatan dengan gereja-gereja setempat secara organisatoris
Jemaat yang berpindah-pindah karena mutasi kerja
Masih sulitnya mendapatkan ijin membangun rumah Ibadah

 Peluang
    Adapun peluang yang terlihat adalah:
1. Terwadahinya aspirasi gerejawi kepada pemerintah dalam suatu wadah Badan Kerjasama Antar Gereja (BKSAG)
2. Masih banyaknya lokasi pembangunan gereja yang memungkinan untuk dibangunnya gereja di masa mendatang
3. Adanya jemaat yang mempunyai posisi tawar dalam instansi pemerintahan yang memungkinkan pelancaran pengurusan ijin bangunan tempat ibadah
4. Sifat jemaat yang terbuka dan antusias
5. Kesadaran bergereja yang tinggi
6. Jiwa tolong-menolong yang tinggi dalam masyarakat


Program Kerja    Berdasarkan analisa SWOT di atas, maka saya merencanakan program kerja selama 3 bulan ke depan adalah sbb:
1. Mengadakan kebaktian minggu dan Perpulungen Jabu-jabu
2. Melakukan PRT terhadap jemaat agar mengokohkan keyakinan agar tetap eksis dan loyal terhadap GBKP
3. Melaksanakan diakonia Karikatif dan Transformative kepada jemaat
4. Melaksanakan pelayanan kepada PERMATA melalui PA PERMATA walaupun hanya beberapa orang saja.
5. Mengupayakan berdirinya bangunan GBKP di lokasi yang strategis, agar tidak bergantung selamanya di gereja setempat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar